Sabtu, 15 Desember 2012

Polder Tawang Berubah Kumuh


Jika anda berkeliling kota Semarang, anda akan menemukan kolam besar di depan stasiun tawang. Ya, tak salah lagi kolam tersebut adalah Polder Tawang. Polder yang memiliki luas mencapai 1,3ha ini berfungsi untuk memproteksi air limpahan air dari luar kawasan dan mengendalikan muka air di dalam kota lama. Sejak di bangun di tahun 2009, Polder tawang telah memberikan ruang public pada masyarakat Semarang. Karena selain sebagai kolam penampunagan air, Polder juga menjadi salah satu sarana alternative berekreasi bersama teman atau keluarga untuk mengusir penat. 

 Kumuh. Satu kata yang mampu menggambarkan keadaan Polder Tawang saat ini. Air di Polder kini mulai surut dan sangat kotor. Sampah-sampah terlihat menumpuk di dalam kolam dan mengeluarkan bau menyengat yang tak sedap. Ada pula yang masyarakat yang menjemur pakaian di tepi kolam. Tenda-tenda lapak yang tidak buka masih bertengger di tepi kolam, menambah kesan kotor area Polder. Banyaknya pedagang disekitar kolam Polder juga semakin menambah pemandang buruk. Karena para pedagang nampaknya masih menjajakan makanan mereka disiang hari. Meskipun telah terdapat tanda larang berjualan dia area Polder, namun para pedagang tetap menghiraukannya. Pemandang ini semakin membuat kawasan Polder Tawang terlihat kumuh terutama disiang hari.

“ Ya, saya kan disini nyari uang. Saya dan pedagang yang lain udah pernah diusir oleh satpol PP tapi kita balik lagi. Ya mau gimana lagi wong disini sumber penghasilan kita”, ujar Ali (46) pedagang makanan, Selasa (4/12). 

 Pengelolaan sistem Polder merupakan masalah yang sulit terutama masalah kebersihan. Masyarakat yang berkunjung nampaknya kurang peka dalam menjaga kebersihan di kawasan tersebut. Pemerintah Kota bekerjasama dengan jajaran Dinas Satpoll PP seharusnya member tindakan tegas bagi para pedagang yang berjualan diarea Polder. Sebelumnya ditahun 2011, rencana PT.KAI untuk mengembanngkan Polder Tawang untuk pembangunan hotel juga menuai pro dan kontra bagi para pedagang di kawasan Polder. Hal tersebut dinilai sebagai ancaman bagi para pedagang dan masyarakat lainnya.

7 komentar:

keken on 30 Desember 2012 pukul 12.56 mengatakan...

pemerintah harusnya lebih tegas dalam menertibkan pedagang kaki lima, tidak hanya mngusir tapi jg memberi solusi. kesadaran akan kebersihan lingkungan masyarakat semarang juga kurang, jika gak sadar harus dpaksa untuk sadar mungkin.hehe
contohnya denda kalo buang sampah sembarangan. semoga semarang menjadi lebih baik..amiin

danti mengatakan...

di saat jalan pahlawan dan aksesorisnya di benahi tp di pinggiran kota malah terlupakan..miris

Harry mengatakan...

Dengan adanya ketegasan dari pihak pemerintah pastinya polder tawang akan berubah menjadih bersih. Bukan dengan cara mengusir pedagang kaki lima tentunya juga harus memberi jalan keluar bagaimana cara nya untuk berubah. Tentunya semua juga kembali kepada masyarakat setempat. Belajar dari kebersihaan dan ketaatan peraturan dan juga rasa ingin bertanggung jawab atas fasilitas yang digunakan seharusnya masyarakat setempat juga harus menjaga kebersihan setempat terutama bagi para penghuni dan pengunjung. Semua kebersihan suatu tempat akan terjaga dari kesadaran hidup bersih masing masing. Dan pemerintah harus memberikan solusi dengan cara apapun.

lupitafajri on 14 Januari 2013 pukul 14.40 mengatakan...

kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan disekitar polder tawang kayaknya bisa ditimbulkan dengan melakukan kerjasama dengan komunitas-komunitas pecinta lingkungan. pemerintah bersama komunitas tersebut membuat event2 tertentu yg dapat mengajak masyarakat menjaga kebersihan daerah itu. jadi secara gak langsung bisa menimbulkan kesadaran masyarakat gituu

Unknown on 14 Januari 2013 pukul 20.40 mengatakan...

mana ekspresinyaaa...??ekspresi buat jaga lingkungan,,

Kelompok PO on 15 Januari 2013 pukul 03.29 mengatakan...

kalo banyak pkl dan pembelinya, seharusnya disediain tempat sampah yang banyak juga. sekaligus petugas kebersihan, kebersihan lingkungan ga harus kaum kecil terus yang disalahin, hee

Anindhita Puspasari on 15 Januari 2013 pukul 05.15 mengatakan...

sayang sekali yaaa kawasan yang harusnyatertib malah jadi kayak gitu

Posting Komentar

Recent Post

Sabtu, 15 Desember 2012

Polder Tawang Berubah Kumuh

Jika anda berkeliling kota Semarang, anda akan menemukan kolam besar di depan stasiun tawang. Ya, tak salah lagi kolam tersebut adalah Polder Tawang. Polder yang memiliki luas mencapai 1,3ha ini berfungsi untuk memproteksi air limpahan air dari luar kawasan dan mengendalikan muka air di dalam kota lama. Sejak di bangun di tahun 2009, Polder tawang telah memberikan ruang public pada masyarakat Semarang. Karena selain sebagai kolam penampunagan air, Polder juga menjadi salah satu sarana alternative berekreasi bersama teman atau keluarga untuk mengusir penat. 

 Kumuh. Satu kata yang mampu menggambarkan keadaan Polder Tawang saat ini. Air di Polder kini mulai surut dan sangat kotor. Sampah-sampah terlihat menumpuk di dalam kolam dan mengeluarkan bau menyengat yang tak sedap. Ada pula yang masyarakat yang menjemur pakaian di tepi kolam. Tenda-tenda lapak yang tidak buka masih bertengger di tepi kolam, menambah kesan kotor area Polder. Banyaknya pedagang disekitar kolam Polder juga semakin menambah pemandang buruk. Karena para pedagang nampaknya masih menjajakan makanan mereka disiang hari. Meskipun telah terdapat tanda larang berjualan dia area Polder, namun para pedagang tetap menghiraukannya. Pemandang ini semakin membuat kawasan Polder Tawang terlihat kumuh terutama disiang hari.

“ Ya, saya kan disini nyari uang. Saya dan pedagang yang lain udah pernah diusir oleh satpol PP tapi kita balik lagi. Ya mau gimana lagi wong disini sumber penghasilan kita”, ujar Ali (46) pedagang makanan, Selasa (4/12). 

 Pengelolaan sistem Polder merupakan masalah yang sulit terutama masalah kebersihan. Masyarakat yang berkunjung nampaknya kurang peka dalam menjaga kebersihan di kawasan tersebut. Pemerintah Kota bekerjasama dengan jajaran Dinas Satpoll PP seharusnya member tindakan tegas bagi para pedagang yang berjualan diarea Polder. Sebelumnya ditahun 2011, rencana PT.KAI untuk mengembanngkan Polder Tawang untuk pembangunan hotel juga menuai pro dan kontra bagi para pedagang di kawasan Polder. Hal tersebut dinilai sebagai ancaman bagi para pedagang dan masyarakat lainnya.

7 komentar:

  1. pemerintah harusnya lebih tegas dalam menertibkan pedagang kaki lima, tidak hanya mngusir tapi jg memberi solusi. kesadaran akan kebersihan lingkungan masyarakat semarang juga kurang, jika gak sadar harus dpaksa untuk sadar mungkin.hehe
    contohnya denda kalo buang sampah sembarangan. semoga semarang menjadi lebih baik..amiin

    BalasHapus
  2. di saat jalan pahlawan dan aksesorisnya di benahi tp di pinggiran kota malah terlupakan..miris

    BalasHapus
  3. Dengan adanya ketegasan dari pihak pemerintah pastinya polder tawang akan berubah menjadih bersih. Bukan dengan cara mengusir pedagang kaki lima tentunya juga harus memberi jalan keluar bagaimana cara nya untuk berubah. Tentunya semua juga kembali kepada masyarakat setempat. Belajar dari kebersihaan dan ketaatan peraturan dan juga rasa ingin bertanggung jawab atas fasilitas yang digunakan seharusnya masyarakat setempat juga harus menjaga kebersihan setempat terutama bagi para penghuni dan pengunjung. Semua kebersihan suatu tempat akan terjaga dari kesadaran hidup bersih masing masing. Dan pemerintah harus memberikan solusi dengan cara apapun.

    BalasHapus
  4. kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan disekitar polder tawang kayaknya bisa ditimbulkan dengan melakukan kerjasama dengan komunitas-komunitas pecinta lingkungan. pemerintah bersama komunitas tersebut membuat event2 tertentu yg dapat mengajak masyarakat menjaga kebersihan daerah itu. jadi secara gak langsung bisa menimbulkan kesadaran masyarakat gituu

    BalasHapus
  5. mana ekspresinyaaa...??ekspresi buat jaga lingkungan,,

    BalasHapus
  6. kalo banyak pkl dan pembelinya, seharusnya disediain tempat sampah yang banyak juga. sekaligus petugas kebersihan, kebersihan lingkungan ga harus kaum kecil terus yang disalahin, hee

    BalasHapus
  7. sayang sekali yaaa kawasan yang harusnyatertib malah jadi kayak gitu

    BalasHapus

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Distributed by Deluxe Templates