Minggu, 30 Desember 2012

Pembangunan Drainase "Selamatkan" Johar dari Banjir


Semarang – Proyek pembangunan saluran air di disepanjang Bubakan - Agus Salim Pasar Johar merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi masalah banjir dan rob yang sering melanda kawasan tersebut terutama saat musim penghujan tiba .
Menurut seorang pedagang kaki lima di Pasar Johar, saluran air ini nantinya akan mengalirkan genangan air di Pasar Johar ke Kali Semarang dan kami juga membuat saluran baru untuk mengalirkan genangan dari Bubakan – Agus Salim yang sebelumnya di alirkan ke Kali Biru.

Pembangunan saluran dikawasan ini sudah pasti mengorbankan banyak hal. Seperti pengalihan jalan, penebangan pohon, dan serta pengalihan pedagang kaki lima. “ Sudah dua bulan sejak pembuatan saluran dari bulan November, dagang jadi tergangggu, omset penjualan juga menurun drastis” ungkap Imron salah satu pedagang di tepi Pasar Johar.
Rendahnya tingkat resapan, menjadi salah satu faktor terjadinya banjir di Semarang. Kawasan resapan yang semestinya dapat menyerap air hujan kini beralih menjadi daerah pemukiman.  


Rabu, 19 Desember 2012

Majid Besar Kauman: Sejarah di Sudut Kota Semarang





 Siapa yang tak tau Masjid Besar Kauman Semarang? Ya, masjid yang terletak dijalan Alun-alun Barat nomor 11 Kelurahan Bangunharjo Kecamatan Semarang Tengah memang mempunyai sejarah yang tak banyak orang ketahui. Masjid ini dahulu bernama Masjid Agung Semarang, namun masayarakat lebih mengenal dengan nama Majid Besar Kauman.

Masjid Kauman Semarang merupakan rangkaian dari sejarah perkembangan Islam di Semarang. Masjid ini di bangun oleh Ki Ageng Pandanaran pada awal abad ke-16 yang saat itu sedang hijrah di Semarang. Pembangunan Masjid Kauman saat itu merupakan masjid yang paling besar di Semarang.

Masjid Kauman telah mengalami renovasi berkali-kali. Pemugaran pertama dilakukan oleh Kiai Adipati Suromenggolo III pada tahun 1759-1760 yang saat itu menjabat sebagai Bupati Semarang. Pembangunan renovasi  masjid ditandai dengan tiga buah inskripsi yang tertempel di gapura utama masjid yang bertuliskan huruf jawa, latin dan arab. Meskipun tulisan tersebut telah usang dimakan waktu namun tulisan tersebut masih dapat dibaca dengan jelas. Ditahun 1867 di bawah kekuasaan RM Tumenggung Ario Purboningrat, kembali merenovasi masjid tersebut. Pada23 April 1889 masjid kembali dipugar. Arsitek berkebangsaan Belanda GA Gambier mendapat kepercayaan dalam membangun masjid tersebut dan renovasi masjid pada 23 November 1890.

Dulunya masjid yang terletak dekat alun-alun Semarang. Namun alun-alun tersebut kini telah berubah menjadi Pasar Johar dan Hotel Metro. Masjid Kauman sampai saat ini tetap berdiri kokoh ditengah-tengah padatnya lingkungan sekitar masjid yang penuh dengan pedagang kali lima, pedagang kios dan tempat angkutan menunggu penumpang.Meskipun saat ini di Semarang telah dibangun Masjid Agung Jawa Tengah dengan bangunan yang lebih besar, namun Majid Kauman tetap ramai dikunjungi orang-orang yang beribadah dari segala penjuru daerah. Di masjid ini juga terdapat satu tradisi turun temurun sejak jaman dahulu, yaitu ritual Dugderan yang dilaksanan untuk memperingati awal bulan Ramadhan.
Sebuah warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan….

Selasa, 18 Desember 2012

Semarak Geofest 2012



Semarang – Sabtu (15/12) Fakultas Teknik Geologi Universitas Diponegoro menyelenggarakan acara Goefest. Geofest merupakan acara puncak dari serangkaian acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Ulang tahun Fakultas Teknik Geologi ke-8. Menurut Rosdian Arief Ketua Panitia Geofest, sebelumnya masih dalam rangkaian acara peringatan ulangtahun Teknik Geologi, mahasiswa Teknik Geologi mengadakan acara seperti Olimpiade Matematika yang dilaksanakan 10 November serta mapping dan presentasi kewilayah Mijen tentang kondisi hidrogeologi diwilayah tersebut pada tanggal 13 November. “Acara perayaan HUT Teknik Geologi sendiri hanya diadakan tiap dua tahun sekali” tambahnya.

 Acara yang mengusung tema “Berkarya di Ranah Bumi” mendapatkan apresiasi besar dari masyarakat Undip maupun umum. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang antusias untuk menonton dan banyaknya peserta yang mengikuti beberapa kompetisi yang diadakan seperti band competition, dance competition, kontes fotografi bertema lingkungan serta bazaar. “Kami sangat antusias ikut lomba dance ini, kami sudah mempersiapkan jauh-jauh hari. Acaranya juga sangat bagus dan menarik, saya harap acara seperti ini ada setiap tahun” ujar Grace, salah satu peserta dance competition. 

 Dalam acara puncak yang digelar di Gedung Pertamina Sukowati Teknik Geologi Universitas Diponegoro, juga menghadirkan band-band local ternama seperti Sepatu Kaca, Tanpa Nada, Minrev, dan Serempet Gudal. 

 Meskipun hujan sempat mengguyur cukup deras di awal acara, namun tidak menyurutkan para peserta band dan dance dalam menunjukkan penampilan terbaik mereka dan minat warga untuk melihat acara Geofest.

Sabtu, 15 Desember 2012

Polder Tawang Berubah Kumuh


Jika anda berkeliling kota Semarang, anda akan menemukan kolam besar di depan stasiun tawang. Ya, tak salah lagi kolam tersebut adalah Polder Tawang. Polder yang memiliki luas mencapai 1,3ha ini berfungsi untuk memproteksi air limpahan air dari luar kawasan dan mengendalikan muka air di dalam kota lama. Sejak di bangun di tahun 2009, Polder tawang telah memberikan ruang public pada masyarakat Semarang. Karena selain sebagai kolam penampunagan air, Polder juga menjadi salah satu sarana alternative berekreasi bersama teman atau keluarga untuk mengusir penat. 

 Kumuh. Satu kata yang mampu menggambarkan keadaan Polder Tawang saat ini. Air di Polder kini mulai surut dan sangat kotor. Sampah-sampah terlihat menumpuk di dalam kolam dan mengeluarkan bau menyengat yang tak sedap. Ada pula yang masyarakat yang menjemur pakaian di tepi kolam. Tenda-tenda lapak yang tidak buka masih bertengger di tepi kolam, menambah kesan kotor area Polder. Banyaknya pedagang disekitar kolam Polder juga semakin menambah pemandang buruk. Karena para pedagang nampaknya masih menjajakan makanan mereka disiang hari. Meskipun telah terdapat tanda larang berjualan dia area Polder, namun para pedagang tetap menghiraukannya. Pemandang ini semakin membuat kawasan Polder Tawang terlihat kumuh terutama disiang hari.

“ Ya, saya kan disini nyari uang. Saya dan pedagang yang lain udah pernah diusir oleh satpol PP tapi kita balik lagi. Ya mau gimana lagi wong disini sumber penghasilan kita”, ujar Ali (46) pedagang makanan, Selasa (4/12). 

 Pengelolaan sistem Polder merupakan masalah yang sulit terutama masalah kebersihan. Masyarakat yang berkunjung nampaknya kurang peka dalam menjaga kebersihan di kawasan tersebut. Pemerintah Kota bekerjasama dengan jajaran Dinas Satpoll PP seharusnya member tindakan tegas bagi para pedagang yang berjualan diarea Polder. Sebelumnya ditahun 2011, rencana PT.KAI untuk mengembanngkan Polder Tawang untuk pembangunan hotel juga menuai pro dan kontra bagi para pedagang di kawasan Polder. Hal tersebut dinilai sebagai ancaman bagi para pedagang dan masyarakat lainnya.

Recent Post

Minggu, 30 Desember 2012

Pembangunan Drainase "Selamatkan" Johar dari Banjir

Semarang – Proyek pembangunan saluran air di disepanjang Bubakan - Agus Salim Pasar Johar merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi masalah banjir dan rob yang sering melanda kawasan tersebut terutama saat musim penghujan tiba .
Menurut seorang pedagang kaki lima di Pasar Johar, saluran air ini nantinya akan mengalirkan genangan air di Pasar Johar ke Kali Semarang dan kami juga membuat saluran baru untuk mengalirkan genangan dari Bubakan – Agus Salim yang sebelumnya di alirkan ke Kali Biru.

Pembangunan saluran dikawasan ini sudah pasti mengorbankan banyak hal. Seperti pengalihan jalan, penebangan pohon, dan serta pengalihan pedagang kaki lima. “ Sudah dua bulan sejak pembuatan saluran dari bulan November, dagang jadi tergangggu, omset penjualan juga menurun drastis” ungkap Imron salah satu pedagang di tepi Pasar Johar.
Rendahnya tingkat resapan, menjadi salah satu faktor terjadinya banjir di Semarang. Kawasan resapan yang semestinya dapat menyerap air hujan kini beralih menjadi daerah pemukiman.  


Rabu, 19 Desember 2012

Majid Besar Kauman: Sejarah di Sudut Kota Semarang




 Siapa yang tak tau Masjid Besar Kauman Semarang? Ya, masjid yang terletak dijalan Alun-alun Barat nomor 11 Kelurahan Bangunharjo Kecamatan Semarang Tengah memang mempunyai sejarah yang tak banyak orang ketahui. Masjid ini dahulu bernama Masjid Agung Semarang, namun masayarakat lebih mengenal dengan nama Majid Besar Kauman.

Masjid Kauman Semarang merupakan rangkaian dari sejarah perkembangan Islam di Semarang. Masjid ini di bangun oleh Ki Ageng Pandanaran pada awal abad ke-16 yang saat itu sedang hijrah di Semarang. Pembangunan Masjid Kauman saat itu merupakan masjid yang paling besar di Semarang.

Masjid Kauman telah mengalami renovasi berkali-kali. Pemugaran pertama dilakukan oleh Kiai Adipati Suromenggolo III pada tahun 1759-1760 yang saat itu menjabat sebagai Bupati Semarang. Pembangunan renovasi  masjid ditandai dengan tiga buah inskripsi yang tertempel di gapura utama masjid yang bertuliskan huruf jawa, latin dan arab. Meskipun tulisan tersebut telah usang dimakan waktu namun tulisan tersebut masih dapat dibaca dengan jelas. Ditahun 1867 di bawah kekuasaan RM Tumenggung Ario Purboningrat, kembali merenovasi masjid tersebut. Pada23 April 1889 masjid kembali dipugar. Arsitek berkebangsaan Belanda GA Gambier mendapat kepercayaan dalam membangun masjid tersebut dan renovasi masjid pada 23 November 1890.

Dulunya masjid yang terletak dekat alun-alun Semarang. Namun alun-alun tersebut kini telah berubah menjadi Pasar Johar dan Hotel Metro. Masjid Kauman sampai saat ini tetap berdiri kokoh ditengah-tengah padatnya lingkungan sekitar masjid yang penuh dengan pedagang kali lima, pedagang kios dan tempat angkutan menunggu penumpang.Meskipun saat ini di Semarang telah dibangun Masjid Agung Jawa Tengah dengan bangunan yang lebih besar, namun Majid Kauman tetap ramai dikunjungi orang-orang yang beribadah dari segala penjuru daerah. Di masjid ini juga terdapat satu tradisi turun temurun sejak jaman dahulu, yaitu ritual Dugderan yang dilaksanan untuk memperingati awal bulan Ramadhan.
Sebuah warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan….

Selasa, 18 Desember 2012

Semarak Geofest 2012


Semarang – Sabtu (15/12) Fakultas Teknik Geologi Universitas Diponegoro menyelenggarakan acara Goefest. Geofest merupakan acara puncak dari serangkaian acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Ulang tahun Fakultas Teknik Geologi ke-8. Menurut Rosdian Arief Ketua Panitia Geofest, sebelumnya masih dalam rangkaian acara peringatan ulangtahun Teknik Geologi, mahasiswa Teknik Geologi mengadakan acara seperti Olimpiade Matematika yang dilaksanakan 10 November serta mapping dan presentasi kewilayah Mijen tentang kondisi hidrogeologi diwilayah tersebut pada tanggal 13 November. “Acara perayaan HUT Teknik Geologi sendiri hanya diadakan tiap dua tahun sekali” tambahnya.

 Acara yang mengusung tema “Berkarya di Ranah Bumi” mendapatkan apresiasi besar dari masyarakat Undip maupun umum. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang antusias untuk menonton dan banyaknya peserta yang mengikuti beberapa kompetisi yang diadakan seperti band competition, dance competition, kontes fotografi bertema lingkungan serta bazaar. “Kami sangat antusias ikut lomba dance ini, kami sudah mempersiapkan jauh-jauh hari. Acaranya juga sangat bagus dan menarik, saya harap acara seperti ini ada setiap tahun” ujar Grace, salah satu peserta dance competition. 

 Dalam acara puncak yang digelar di Gedung Pertamina Sukowati Teknik Geologi Universitas Diponegoro, juga menghadirkan band-band local ternama seperti Sepatu Kaca, Tanpa Nada, Minrev, dan Serempet Gudal. 

 Meskipun hujan sempat mengguyur cukup deras di awal acara, namun tidak menyurutkan para peserta band dan dance dalam menunjukkan penampilan terbaik mereka dan minat warga untuk melihat acara Geofest.

Sabtu, 15 Desember 2012

Polder Tawang Berubah Kumuh

Jika anda berkeliling kota Semarang, anda akan menemukan kolam besar di depan stasiun tawang. Ya, tak salah lagi kolam tersebut adalah Polder Tawang. Polder yang memiliki luas mencapai 1,3ha ini berfungsi untuk memproteksi air limpahan air dari luar kawasan dan mengendalikan muka air di dalam kota lama. Sejak di bangun di tahun 2009, Polder tawang telah memberikan ruang public pada masyarakat Semarang. Karena selain sebagai kolam penampunagan air, Polder juga menjadi salah satu sarana alternative berekreasi bersama teman atau keluarga untuk mengusir penat. 

 Kumuh. Satu kata yang mampu menggambarkan keadaan Polder Tawang saat ini. Air di Polder kini mulai surut dan sangat kotor. Sampah-sampah terlihat menumpuk di dalam kolam dan mengeluarkan bau menyengat yang tak sedap. Ada pula yang masyarakat yang menjemur pakaian di tepi kolam. Tenda-tenda lapak yang tidak buka masih bertengger di tepi kolam, menambah kesan kotor area Polder. Banyaknya pedagang disekitar kolam Polder juga semakin menambah pemandang buruk. Karena para pedagang nampaknya masih menjajakan makanan mereka disiang hari. Meskipun telah terdapat tanda larang berjualan dia area Polder, namun para pedagang tetap menghiraukannya. Pemandang ini semakin membuat kawasan Polder Tawang terlihat kumuh terutama disiang hari.

“ Ya, saya kan disini nyari uang. Saya dan pedagang yang lain udah pernah diusir oleh satpol PP tapi kita balik lagi. Ya mau gimana lagi wong disini sumber penghasilan kita”, ujar Ali (46) pedagang makanan, Selasa (4/12). 

 Pengelolaan sistem Polder merupakan masalah yang sulit terutama masalah kebersihan. Masyarakat yang berkunjung nampaknya kurang peka dalam menjaga kebersihan di kawasan tersebut. Pemerintah Kota bekerjasama dengan jajaran Dinas Satpoll PP seharusnya member tindakan tegas bagi para pedagang yang berjualan diarea Polder. Sebelumnya ditahun 2011, rencana PT.KAI untuk mengembanngkan Polder Tawang untuk pembangunan hotel juga menuai pro dan kontra bagi para pedagang di kawasan Polder. Hal tersebut dinilai sebagai ancaman bagi para pedagang dan masyarakat lainnya.
 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Distributed by Deluxe Templates